Auliya R.R
Desa Shirakawa Go, Jepang
Desa Shirakawa Go, Jepang

Keunikan dari desa di Shirakawa go salah satunya adalah dari bentuk rumah segitiga sama kaki yang dibuat dari jalinan jerami yang ditumpuk hingga tebal. Atap model seperti ini disebut gassho-zukuri. Meski asal muasal sesungguhnya dari gassho-zukuri masih belum dapat dipastikan, para sejarawan mengestimasi bahwa rumah-rumah beratap jerami ini dibangun sekitar 250 – 300 tahun silam.
Masyarakat Shirakawa go dikatakan berhasil bertahan dengan menanam pepohonan murbei dan membangun atap-atap perumahan gassho-zukuri yang kini sangat terkenal dan memiliki beberapa kegunaan penting. Lantas, apa arti dari gassho-zukuri? Dalam Bahasa Jepang, istilah gassho berarti tangan-tangan yang berdoa, sedangkan -zukuri merupakan sebuah akhiran yang diambil dari kata kerja ‘tsukuru‘ yang berarti ‘membangun’ atau ‘membuat’.
Jika keduanya digabungkan, nama ini menjadi rujukan bagi atap-atap tinggi rumah yang menyerupai tangan-tangan biksu Buddha yang sedang berdoa. Bukan sekadar untuk keindahan, pembangunan atap dengan model tersebut juga ditujukan untuk menghadapi iklim keras di daerah itu.
Kaitan Bangunan Dan Iklim
Terletak di lembah Sungai Shogawa dan dikelilingi pegunungan, Shirakawa go selalu mengalami musim dingin dengan hujan salju yang hebat. Dengan atap yang memiliki kemiringan sekitar 60 derajat itu, tumpukan salju pun lebih cepat runtuh.
Perancang rumah gassho-zukuri di masa lampau rasanya memang memikirkan bentuk rumah dengan kondisi alam sekitar. Tidak hanya bentuk, semua atap rumah di desa itu menghadap ke timur dan barat. Hal ini bertujuan agar salju yang menumpuk segera bisa mencair ketika terkena matahari. Selain itu karena atap menghadap arah matahari, semua ventilasi yang terletak di loteng mengarah ke selatan dan utara. Aliran udara dan angin pun bebas keluar masuk, sehingga menciptakan sistem ventilasi yang terbaik.
Seperti kebanyakan rumah tradisional Jepang lainnya, rumah gassho-zukuri menggunakan kayu. Uniknya, tidak ada satupun paku yang dipakai untuk untuk menyatukan antara bagian satu dengan yang lainnya. Semua disatukan dengan tali dari jerami yang dijalin atau neso, istilah untuk menyebut cabang pohon yang dilunakkan.
Jadi Warisan Budaya UNESCO
Desa ini juga memiliki keunikan lain. Terdapat proses penggantian atap yang biasanya dilakukan setiap 20 atau 30 tahun sekali, menjadi tradisi tersendiri yang disebut yui.
Pemilik rumah tidak bekerja sendiri untuk mengganti atap karena setiap ada penggantian atap, seluruh penduduk desa ikut berpartisipasi. Proses penggantian atap menjadi hal yang diminati wisatawan yang tidak hanya menonton, tetapi juga ikut membantu proses tersebut,
Bagi warga Shirakawa-go, tradisi yui menggambarkan kebersamaan dan gotong royong yang menjadi salah satu alasan desa itu masih bertahan hingga kini. Oleh karena itu, kawasan Shirakawa-go dijadikan kawasan konservasi dan sudah diakui oleh UNESCO World Heritage Site. Wajar jika berbagai bangunan yang ada di Shirakawa-go memang sengaja dirawat dan dipertahankan keasliannya.
Kami melayani Jasa Desain dan Konstruksi untuk proyek Arsitektur, Interior dan Furniture secara offline maupun online untuk seluruh Kota di Indonesia.
Untuk info pemesanan dan konsultasi desain silakan hubungi kami:
Telephone : 021 5083 5525
Call/WA : 082190007017 / 081282868677
LinkedIn : Studio7 Design and Build
Instagram : studio7.co.id
Email : info@studio7.co.id